JURNAL UMUM
Jurnal Umum
atau jurnal transaksi adalah aktivitas meringkas dan mencatat transaksi
koperasi berdasarkan dokumen dasar secara kronologis beserta penjelasan yang
diperlukan dalam buku harian. Jurnal berfungsi mencatat dan meringkas pengaruh
setiap transaksi koperasi terhadap persamaan dasar akuntansi. Sedangkan akun
dan buku besar berfungsi mencatat transaksi koperasi menurut jenis
transaksinya. Jadi, jurnal bukan berfungsi menggantikan buku besar dan akun,
tetapi diantara keduanya saling melengkapi satu dengan lainnya. Transaksi yang
telah dijurnal pada buku harian setiap beberapa waktu, misalnya seminggu sekali
atau sebulan sekali, harus diposting/dipindahkan ke buku besar sesuai dengan
jenis akunnya.
Buku Jurnal
adalah media yang digunakan untuk mencatat transaksi koperasi secara ringkas,
permanen, dan lengkap serta disusun secara kronologis untuk referansi di masa
mendatang. Secara umum, buku jurnal berbentuk empat kolom dengan manfaat yang
saling menunjang satu dengan lainnya. Kolom pertama (tanggal) berfungsi untuk
mencatat tanggal transaksi. Kolom kedua (keterangan) untuk mencatat aktifitas
transaksi sesuai dengan nama akun yang terkait dan penjelasan yang dsiperlukan.
Kolom ketiga (ref) berguna untuk mencatat referensi yang terkait dengan buku
besar. Kolom keempat (jumlah) dibagi menjadi dua kolom, yaitu kolom debet
dan kolom kredit, yang berguna untuk mencatat nilai transaksi.
Buku Jurnal
Tanggal
|
Keterangan
|
Ref
|
Saldo
|
||
Debet
|
Kredit
|
||||
2008
|
|||||
April
|
2
|
||||
3
|
|||||
5
|
|||||
Untuk melakukan penjurnalan, yaitu mencatat transaksi
koperasi dalam buku harian, kita dapat berpedoman pada pencatatan dalam
transaksi dalam buku besar atau akun koperasi. Untuk kelompok akun aktiva dan
beban, jika bertambah dimasukkan di sisi debet, jika berkurang dimasukkan di
sisi kredit. Untuk kelompok akun utang, modal, dan pendapatan, jika bertambah
dimasukkan di sisi kredit dan jika berkurang dimasukkan di sisi debet. Setiap
kata yang dijadikan dasar untuk mencatat dalam buku harian harus sama dengan
nama akun yang ada di buku besar. Keterangan tambahan dalam mencatat transaksi
berfungsi untuk memperjelas transaksi yang telah di jurnal.
Contoh kasus koperasi “Sejahtera Mandiri” mungkin dapat
memperjelas cara mencatat transaksi koperasi dalam buku harian.
Transaksi (a)
Pada awal tahun 2010, karyawan PT. Duta Niaga yang berlokasi
di suatu kawasan industri di Jakarta, ingin mendirikan koperasi. Koperasi ini
direncanakan akan bergerak di bidang usaha jasa simpan pinjam. Koperasi ini
akan berfungsi sebagai wadah untuk menyimpan dana anggota yang ingin menyimpan
uangnya dan memberikan pinjaman kepada anggota yang membutuhkannya. Akhirnya
didirikanlah koperasi oleh 200 orang karyawan perusahaan tersebut yang diberi
nama Koperasi “Sejahtera Mandiri”. Untuk aktivitas harian, koperasi ini akan
menggunakan salah satu ruangan di perusahaan sebagai kantor.
Penyetoran uang tunai sebagai simpanan pokok dari 200 orang
anggota koperasi sebesar Rp500.000 per orang untuk modal pendirian koperasi
mengakibatkan koperasi ini memiliki uang kas sebesar Rp100.000.000 serta
dicatat di sisi debet dan, pada saat yang sama, di sisi kewajiban akan terlihat
ekuitas/modal koperasi: simpanan pokok anggota sebesar Rp100.000.000 yang
dicatat di sisi kredit. Secara khusus, pencatatan transaksi ini pada akun
mengharuskan staf akuntansi menggunakan akun yang terinci, seperti akun
Simpanan Pokok. Akun Simpanan Pokok tidak digunakan pada saat membuat persamaan
akuntansi, karena dikelompokkan pada akun ekuitas koperasi. Akan tetapi, pada
saat dicatat di buku besar, akun tersebut digunakan. Berdasarkan transaksi ini,
kita dapat mencatatnya sebagai berikut:
2
April 2010
|
kas
|
100.000.000
|
|
Simpanan pokok
|
100.000.000
|
Empat
hari kemudian, yaitu, tanggal 6 April 2010, Koperasi Sejahtera Mandiri membeli
peralatan kantor, seperti kursi, meja, lemari arsip, komputer, printer, dan
sebagainya, seharga Rp22.000.000. Pembelian peralatan kantor ini sebagian
dibayar secara tunai dan sebagian lagi secara kredit dari Toko ABC, salah satu
supplier PT. Duta Niaga. Dari jumlah itu sebanyak Rp7.000.000 telah dibayar
tunai dan sisanya akan dibayar dala waktu 4 bulan.
Transaksi pembelian peralatan kantor secara kredit tersebut
akan menambah aktiva (akun peralatan kantor) sebesar Rp22.000.000 yang dicatat
di sisi debet. Pada saat yang sama, transaksi ini mengakibatkan kas koperasi
berkurang sebesar Rp 7.000.000 yang dicatat di sisi kredit dan sekaligus mengakibatkan
timbulnya utang usaha sebesar Rp15.000.000, yang juga dicatat di sisi kredit.
6
April 2010
|
Peralatan kantor
|
22.000.000
|
|
kas
|
7.000.000
|
||
Utang Usaha
|
15.000.000
|
Transaksi
(c)
Keesokan
harinya, yaitu tanggal 7 April 2010, Koperasi Sejahtera Mandiri juga membeli
perlengkapan kantor, seperti kertas, pensil, penggaris, buku, dan sebagainya
seharga Rp2.000.000. Pembelian ini dilakukan secara tunai dengan menggunakan
uang koperasi “Sejahtera Mandiri”.
Transaksi pembelian perlengkapan kantor secara tunai ini
akan mengakibatkan bertambahnya aktiva (akun perlengkapan kantor) sebesar
Rp2.000.000 yang dicatat di sisi debet dan, pada saat yang sama, akan
mengurangi kas sebesar Rp2.000.000 yang dicatat di sisi kredit. Transaksi
semacam ini tidak berpengaruh sama sekali terhadap sisi kewajiban. Berdasarkan
transaksi ini, kita dapat mencatatnya sebagai berikut:
7
April 2010
|
Perlengkapan kantor
|
2.000.000
|
|
Kas
|
2.000.000
|
Transaksi
(d)
Pada
tanggal 2 Mei 2010, setiap anggota koperasi menyetorkan uang sebesar Rp25.000
per orang sebagai simpanan wajib anggota.
Simpanan wajib anggota koperasi dapat dikelompokkan sebagai
modal koperasi karena bersifat permanen. Dari transaksi ini koperasi memperoleh
tambahan kas sebesar Rp5.000.000 yang dicatat di sisi debet. Pada saat yang
sama di sisi kewajiban, yaitu akun Simpanan Wajib koperasi bertambah sebesar
Rp5.000.000 yang dicatat di sisi Kredit. Secara khusus, pencatatan transaksi di
akun mengharuskan staf akuntansi menggunakan akun yang terinci, seperti akun
simpanan wajib. Akun simpanan wajib tidak digunakan pada saat membuat persamaan
akuntansi, karena dikelompokkan pada akun ekuitas koperasi. Akan tetapi, pada
saat dicatat di buku besar, akun tersebut digunakan. Berdasarkan transaksi ini,
kita dapat mencatatnya sebagai berikut:
2
Mei 2010
|
kas
|
5.000.000
|
|
Simpanan wajib
|
5.000.000
|
Transaksi
(e)
Pada
tanggal 5 Mei 2010, Koperasi “Sejahtera Mandiri” memperoleh kredit usaha dari
Bank Mandiri sebesar Rp 60.000.000.
Transaksi ini menyebabkan kas koperasi bertambah
Rp60.000.000 yang dicatat di sisi debet dan pada saat yang sama, megakibatkan
timbulnya utang bank sebesar Rp60.000.000 yang dicatat di sisi kredit.
Transaksi ini dapat dicatat sebagai berikut:
6
Mei 2010
|
kas
|
60.000.000
|
|
Utang Bank
|
60.000.000
|
Transaksi
(f)
Pada tanggal 6 Mei 2010, sejumlah anggota koperasi menyimpan
uangnya sebesar Rp12.000.000 di koperasi “Sejahtera Mandiri”.
Transaksi setoran simpanan anggota ini menyebabkan kas
koperasi bertambah sebesar Rp12.000.000 yang dicatat di sisi debet dan pada
saat yang sama, di sisi kewajiban muncul akun baru yaitu akun Simpanan Sukarela
sebersar Rp12.000.000 yang dicatat di sisi kredit. Akun simpanan sukarela
merupakan utang koperasi kepada anggotanya, bukan modal koperasi.
6
Mei 2010
|
kas
|
12.000.000
|
|
Simpanan sukarela
|
12.000.000
|
Transaksi (g)
Tanggal 10 Mei 2010, koperasi “Sejahtera Mandiri” memberikan
pinjaman uang kepada 24 orang anggotanya sebesar Rp5.000.000 per orang, dengan
nilai total pinjaman sebesar Rp120.000.000 pada suku bunga 3% per bulan.
Transaksi ini mengakibatkan jumlah kas koperasi berkurang
sebesar Rp120.000.000 yang dicatat di sisi kredit dan pada saat yang sama,
mengakibatkan munculnya akun piutang anggota sebesar jumlah yang sama yang
dicatat di sisi debet. Transaksi semacam ini hanya mengakibatkan perubahan
saldo beberapa akun di sisi aktiva tetapi tidak mempengaruhi sisi kewajiban
sama sekali.
10
Mei 2010
|
Piutang Anggota
|
120.000.000
|
|
Kas
|
120.000.000
|
Transaksi
(h)
Pada
tanggal 29 Mei 2010, anggota koperasi yang meminjam uang pada koperasi membayar
angsuran pokok, bunga pinjaman dan jasa provisi sebesar Rp18.000.000. Dari
jumlah itu sebesar Rp12.000.000 merupakan angsuran pokok pinjaman, sebesar
Rp3.600.000 merupakan pembayaran bunga pinjaman, dan sebesar Rp2.400.000
merupakan jasa provisi.
Bagi
sebuah koperasi simpan pinjam, sumber pendapatan koperasi berasal dari bunga
pinjaman yang diberikan kepada para anggotanya. Karena itu, transaksi ini
mengakibatkan kas koperasi bertambah sebesar Rp18.000.000 yang dicatat di sisi
debet dan, pada saat yang sama, akun piutang anggota akan berkurang sebesar
Rp12.000.000, akun pendapatan bunga bertambah sebesar Rp3.600.000 yang dicatat
di sisi kredit, serta akun pendapatan provisi bertambah sebesar Rp2.400.000
yang dicatat di sisi kredit.
29
Mei 2010
|
kas
|
18.000.000
|
|
Piutang Anggota
|
12.000.000
|
||
Partisipasi Jasa Pinjaman
|
3.600.000
|
||
Partisipasi Jasa Provisi
|
2.400.000
|
Transaksi
(i)
Pada tanggal 29 Mei 2010, dibayar gaji 2 orang karyawan
koperasi sebesar Rp600.000 per orang. Kedua karyawan itu bekerja mulai tanggal
1 Mei 2010. Pada saat yang sama, koperasi membayar beban bunga pinjaman ke Bank
Mandiri sebesar Rp900.000.
Transaksi pembayaran gaji ini mengakibatkan kas koperasi
berkurang sebesar Rp1.200.000 untuk gaji karyawan dan berkurang lagi sebesar
Rp900.000 untuk beban bunga utang ke Bank Mandiri. Jadi, pada tanggal ini kas
koperasi berkurang sebesar Rp.2.100.000 yang dicatat di sisi kredit. Pada saat
yang sama, akun Gaji ditambah sebesar Rp1.200.000 dan akun beban bunga
bertambah sebesar Rp900.000 yang dicatat di sisi debet.
30
Mei 2010
|
Gaji
|
1.200.000
|
|
Beban Bunga
|
900.000
|
2.100.000
|
|
kas
|
Transaksi
(j)
Pada tanggal 31 Mei 2010, koperasi Sejahtera Mandiri
membayar sebagian utangnya kepada Toko ABC sebesar Rp9.000.000
Akibat transaksi ini, akun kas koperasi sebesar Rp9.000.000
yang dicatat di sisi kredit dan pada saat yang sama, akun utang usaha juga
dikurangi sebesar Rp9.000.000 yang dicatat di sisi debet.
31
Mei 2010
|
Utang Usaha
|
9.000.000
|
|
Kas
|
9.000.000
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar